Tuesday, October 11, 2005

Bukan karena seribu bulan, tapi gema itu......( 7 October 2005)

AMENANGI ZAMAN EDAN
EWUH AYA ING PAMBUDI
MELU EDAN ORA TAHAN
YEN TAN MELU ANGLAKONI
BOYA KEDUMAN MELIK
KALIREN WEKASANIPUN
DILALAH KERSANING ALLAH
BEGJA - BEGJANE KANG LALI
LUWIH BEGJA KANG ELING LAN WASPADA


hidup di zaman edan
suasana jadi serba sulit
ikut edan tak tahan
tak ikut
tak kebagian
malah dapat kesengsaraan
begitulah kehendak Allah
sebahagia - bahagia orang lupa
lebih bahagia orang sadar dan waspada


RONGGOWARSITO
( fragmen bait ketujuh Serat Kalatida diterjemahkan oleh Slamet Sukirnanto )
"KETIKA KATA KETIKA WARNA"
( YAYASAN ANANDA JAKARTA - 1995 )
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ada anak bertanya pada bapaknya
buat apa berlapar-lapar puasa

ada anak bertanya pada bapaknya
tadarus tarawih apalah gunanya

lapar mengajarmu rendah hati selalu

tadarus artinya memahami kitab suci

tarawih mendekatkan diri pada Ilahi

lihat langit keanggunan yang indah
membuka luas dan anginpun semerbak

nafsu angkara terbelenggu dan lemah
ulah ibadah dalam ikhlas sedekah

Written by : Sam Bimbo / Taufiq Ismail


ADZAN II
Rasa haru ini
Bukan karena seribu bulan yang boleh kutemui lagi
Bukan juga karena limpahan berkah di sepanjang bulan

Tetapi gema itu…
Yang menggelegar memekakan
Ataupun yang sayup merayap dari kejauhan
Menjalarkan kerinduan yang panjang dan berkarat
Betapa lamanya tidak kudengarkan*
(*bukan sekadar kudengar)
Betapa tuanya masa yang tlah berlalu
Hingga sampai sadarku
Bahwa suara itu
Setua suara jerit pertamaku
Setibaku di dunia
Dalam alun bisikan ayah dan belai ibu
Begitu dekat di telinga, menusuk ke sanubari
Seolah berkata :
Ingatlah… inilah hidupmu, inilah udaramu, inilah darahmu
Kemanapun kau melangkah kelak, ke sanalah tujuanmu
-lilya-

Rindu
(sedikit digubah dari kerispatih)
Bintang malam katakan padanya
Aku ingin melukis sinar mu dihatinya
Embun pagi sampaikan padanya
Biar ku dekap erat waktu dingin membelenggunya
Tahukah engkau, wahai langit
Aku ingin bertemu membelai wajahnya
Kan ku pasang hiasan angkasa yang terindah
Hanya untuk dirinya
Syair rindu ini ku ciptakan
Hanya untuk pangeran hatiku tercinta
Walau hanya kalimat sederhana
Izinkan ku ungkap segenap rasa

-feri('tidak sedang mencoba menjadi pujangga' mode on)-

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home