Thursday, September 08, 2005

kata bukan hanya kata, tapi kamu.... (22 July 2005)

Forward-an dari temennya Mba Diah Kusumawati :

Puisi dari sang suami yang mau kawin lagi
> Istriku ...
> jika engkau bumi,
> akulah mentari aku menyinari kamu,
> kamu mengharapkan aku
> Ingatlah bahtera yang kita kayuh...
> mentari menyinari bumi, aah silau...
> tapi, aku ingat satu hal,
> bahwa bukan hanya bumi yang disinari mentari.
> jadi relakanlah aku menyinari planet lain menebar
> sinarku,
> menyampaikan faedah adanya aku.
> Karena itu sudah kodrati
>
>
> Puisi istri yg ogah dimadu :
>
> Suamiku ...... Bila Kau memang mentari
> Aku rela kau berikan sinarmu tuk planet lain
> Karena mereka juga butuh sinarmu.
> Dan aku pun tak kan pernah kekurangan cahayamu
> Tapi bila kau hanya sebuah lilin
> Janganlah bermimpi menyinari planet lain
> Kamar kitapun belum sanggup kau terangi
> Berkacalah pada cermin disudut sana
> Di tengah remang-remang cahayamu
> Lihatlah siapa dirimu, mentari atau lilin ???


He....he....lucu juga ya puisinya.
Sepertinya Mbak Diah ini sedang didekati lilin-lilin kecil :P


kiriman Yohan :

David Copperfield, Realitas '90

aku dipukau David Copperfield
aku dicekam Houdini
aku terkagumkagum sama pesulap kakap


aku terperangah melihat pesulap
ngubah derita jadi gedung
aku tercengang menyaksikan
luka jadi waduk raksasa

aku terkesima menyimak mereka
menyulap suara jadi seperti suara kita

aku terkesiap pada tongkat ajaibnya
dari jarak jauh bisa ngetuk kepala siapa saja

tak habis heran aku
sepasang mata pesulap sihir dapat mengawasi kita di manamana

aku heran menonton sulap
mampu mengkristalkan air mata kita jadi etalase indah di berbagai plaza

aku kagum pesulap yang bikin rimba jadi emas
membuat hutan jadi pasir

Allah
inilah tardji terperangah takjub
heran daif terasing tumpul dan takut di negeri sulapan
Sutardji Calzoum Bachri

NB: DAMI N Toda pernah melakukan ibarat perihal konstelasi perpuisian Indonesia, dengan mendedahkan estetika puisi Chairil Anwar sebagai mata kanan, dan gumpalan puisi Sutardji Calzoum Bachri sebagai mata kiri


Mas Nanang dengan saduran puisi dari seseorang katanya,....

Puisi indah sepanjang masa...............
Bunda adalah kejora,karena setiap geriknya benderang sayang.......
Bunda adalah bunga selalu berseri berwarna mempesona...
Bunda adalah surga helai napasnya tidak hanya cinta tapi juga doa........



I love you without knowing how, or when, or from where.
I love you straightforwardly, without complexities or pride;
so I love you because I know no other way

(Christian Bukan Bukan)


Kata-kata postingan mba Feri Susi Susanti

tidak perlu seorang pujangga untuk membuat puisi
tidak perlu seorang penyair untuk melontarkan kata-kata berarti
tidak perlu seorang sufi untuk menceritakan makna hidup dan kehidupan
cukup hati yang jujur dan bernurani.........

-fs@portacamp3-


Kali ini ada Dodhy yang lagi berandai-andai.....hmm........

IF ONLY..

If only I knew that I might never see you again..
I would look at you thoroughly!
If only I knew that I might never hear you again..
I would listen to you carefully!
If only I knew that I might never touch you again..
I would touch you lovingly!
If only I knew that this might ends..
I would have never felt like this!

To see your smile..
To hear you, calling me, needing me..
To take care of you and loving you..
They are all just memories in time..

But you and only you that matters to me..
If only I knew..
If only I could turn back the hands of time..
If only..



Puisi dari de' Putie Andriani, judulnya "Curhat abisss......"

Dulu,
Di akhir semester empat,
Aku merasa sakit hati
Merasa segala usahaku tidak dihargai
Merasa segala jerih payahku sia-sia
Karena apa yang aku dapat
Tidak terlalu memuaskan
Jika dibandingkan dengan kerja kerasku memeras otak

Dulu,
Di akhir semester enam,
Dengan partnerku
Kala itu aku teramat sangat malas
Aku enggan melangkahkan kakiku
Ke tempat yang aku tidak tahu
Walaupun untuk menemaninya
Mencari pencerahan untuknya
Sehingga kami sama-sama bisa merasakan
Indahnya luar jawa
Sebagai daerah tempat kami mencari pengalaman kerja
Namun akhirnya aku melangkah juga
Dipaksa...

Dulu,
Di akhir semester delapan,
Kali pertama melamar kerja
Dan nyaris terbang "ke sana"
Anganku dibuai tinggi
Menggapai cita-cita
Berkejaran dengan ambisi dan obsesi
Bagai menuju matahari
Sekejap semua tinggal angan
Awan kelabu menutupi wajahku
Dan aku terjun dari langit

Dulu,
Nyaris merasa diperlakukan tidak adil
Dan menyesali semuanya

Sekarang,
Aku baru merasa
Tuhan tidak memberi mahluknya
Tanpa ada maksud dibaliknya

Sekarang,
Aku baru menyadari
Jika ketika itu formalitas yang aku dapat sesuai dengan jerih payahku
Aku tidak akan pernah bekerja sama dengan partnerku

Sekarang,
Aku baru menyadari
Jika ketika itu aku tidak berpartneran dengannya
Aku tidak akan pernah diminta oleh partnerku
Menemaninya ke laboratorium gedung tetangga
Untuk mencari secercah pencerahan
dan itu artinya...,
mungkin aku tidak akan pernah bertemu denganmu
karena disitu pertama kali kita bertemu

Sekarang,
Aku baru menyadari
Jika setelah itu aku diterima kerja
Jika setelah itu aku terbang "ke sana"
Dan Dia tetap membiarkan aku ada di langit
Itu artinya..,
Tidak akan pernah ada kesempatan kita untuk saling mengenal

Sekarang,
Aku baru menyadari
Betapa aku harus memohon maaf pada-Nya
Untuk pernah merasa nyaris diperlakukan tidak adil
Betapa aku harus bersyukur kepada-Nya
Untuk apa yang Dia beri
Untuk semester empatku yang kacau
Untuk partnerku yang memaksaku pergi menemaninya
Untuk kegagalanku bekerja langsung setelah lulus
Karena Dia telah mengganti itu semua
Dengan kamu
*Sore cerah di portacamp 3,
Untuk NW semoga mas mendengar...*

Regards,
Putie Andriani



Kata gubahan Mba Desy Santhyani

you've inspired me never to stop
till I reach the mountain top
that nothing is difficult to do
when the wind beneath my wing is you

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home