Friday, February 10, 2006

Kesamaran Lautmu (2 December 2005)

Kesamaran Lautmu

Adakah yang lebih menggoda
Daripada kesamaran di kedalaman lautmu

"Ikan-ikan kecil menari di permukaan
ikan-ikan besar mengendap di kedalaman," bisik
gelombang

Sebagai ikan
Aku tak tahu
Mungkin juga tak perduli
Besar atau kecilkah aku

Kadang aku berenang melawan arus
Kadang mengikutinya. Atas mauku
Atau tak mampu menolaknya. Untuk sesuatu
Yang kumengerti atau tidak sama sekali. Yang kutahu
Kesamaran lautmu senantiasa menggoda
Untuk menyelam semakin dalam. Dan
Betapa berat pun tekanan air ini
Pasti.Pasti suat saat nanti
Dengan segenap kecemasan dan kegairahan yang ada
Akan kuselami kedalaman lautmu

(TLI)

Regards,
Yohan Suhardiman

---------------------------------------------------------------------------------------

Kalau kamu 'click' dengan seseorang,
katanya jangan lagi tunda sampai malam menjelang.
Saya rindu rumah untuk bersarang.
Bersama dia yang menyejukkan.
Apakah dia sadar bahwa saya merasa dia adalah 'mentari pagi-ku'?

by : anonim

------------------------------------------------------------------------------------------

"KAPAN SEKOLAH KAMI LEBIH BAIK DARI KANDANG AYAM"
oleh Prof. Winarno Surahman.

"Tanpa sebuah kepalsuan,
guru artinya ibadah.
Tanpa sebuah kemunafikan,
Semua guru berikrar mengabdi kemanusiaan.
Tetapi dunianya ternyata tuli. Setuli batu.
Tidak berhati.

Otonominya, kompetensinya, profesinya
hanya sepuhan pembungkus rasa getir,"

"Bolehkan kami bertanya,
apakah artinya bertugas mulia
ketika kami hanya terpinggirkan
tanpa ditanya, tanpa disapa?
Kapan sekolah kami lebih baik dari kandang ayam?
Kapan pengetahuan kami bukan ilmu kadaluarsa?
Mungkinkah berharap yang terbaik dalam kondisi yang terburuk?"

"Ketika semua orang menangis,
kenapa kami harus tetap tertawa?
Kenapa ketika orang kekenyangan,
kami harus tetap kelaparan?
Bolehkah kami bermimpi di dengar
ketika berbicara?
Dihargai layaknya manusia?
Tidak dihalau ketika bertanya?
Tidak mungkin berharap
dalam kondisi terburuk,"

"Sejuta batu nisan guru tua yang terlupakan oleh sejarah.
Terbaca torehan darah kering:Di sini berbaring seorang guru
semampu membaca buku usang sambil belajar menahan lapar.
Hidup sebulan dengan gaji sehari.
Itulah nisan tua sejuta guru tua yang terlupakan oleh sejarah,"

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home