Friday, October 06, 2006

"...Aku...." (25 Agustus 2006)


Chairil Anwar (July 26,1922 - April 28, 1949)

Barangkali puisinya yang paling terkenal adalah Aku (standar jaman SMA ato SMP), yang ditulis saat harus meninggalkan ayahnya yang berselingkuh dari ibunya (Maret 1943). Ekspresi sakit hati yang personal dalam puisi ini kadang diartikan sebagai sebuah ‘deklarasi pemberontakan’. Dibawah adalah puisi Aku dalam dua versi.
Salam Kata,
Feri-

Aku (kumpulan sajak Deru Campur Debu-1949)
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi


Semangat (kumpulan sajak Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus-1949)
Kalau sampai waktuku
Kutahu tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu!

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulan terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang-menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari

Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi


Aku (terjemahan bebas)

If my time should come
I'd like no one to entice me.
Not even you.
No need for those sobs and cries.

I am but a wild animal
Cut from its kind.

Though bullets should pierce my skin
I shall still strike and march forth.
Wounds and poison shall I take aflee. Aflee
'Til the pain and pang should disappear.

And I should care even less.

I want to live
for another thousand years.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home